Pada tanggal 4 Maret lalu jatuh sebagai Hari Obesitas Sedunia. Tahun ini, tema yang diangkat dalam Hari Obesitas Sedunia adalah Every Body Needs Everybody. Artinya setiap tubuh membutuhkan setiap orang. Mengajak seluruh komunitas global untuk bersama sama menuju situasi yang lebih bahagia, lebih sehat, dan hidup lebih lama, terutama di masa pandemi Covid 19 seperti saat ini.
Ini dikarenakan selama pandemi, kegiatan lebih banyak dilakukan di rumah saja. Aktifitas fisik pun jarang dilakukan. Di sela sela bekerja, kadang diselingi oleh makanan dan cemilan sehingga berat badan tidak dapat terkontrol karena penimbunan lemak.
Kegiatan fisik yang jarang dilakukan membuat lemak tidak terbakar atau berubah menjadi energi. Jika sudah obesitas, banyak penyakit komorbid dan penyakit tidak menular yang menghampiri. Misalnya jantung, diabetes, hipertensi hingga lever. Tidak hanya itu, Infeksi Covid 19 dengan gejala menengah hingga berat rentan dialami orang yang obesitas. Hal ini diungkapkan oleh dr Dicky L. Tahapary, PhD, SpPD KEMD.
"Obesitas meningkatkan risiko Covid 19 yang berat hingga kematian," katanya pada acara temu media lewat virtual, Rabu (24/3/2021). Di sisi lain, Dicky juga mengatakan jika sebelum adanya pandemi Covid 19 pun tingkat kematian akibat obesitas cukup tinggi. Namun, menurut pengalamannya selama di lapangan, sebagian besar pasien yang dirawat di rumah sakit mengalami obesitas.
Dicky mengatakan, setidaknya ada 60% pasien yang dirawat mengalami komorbid dan obesitas. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.